Ringkih di atas Gundukan
Aku mulai ringkih, di batas sore yang mulai gelap sunyi. sore itu, aku bersama dirinya bekerlana, memuja tuhan habis-habisan, sambil riyya, dirinya berkata begini: bagaimana ibadahku? ritual yang sering kulakukan, apakah tuhan akan menerimanya dengan sempurna?. aku menimang-nimbang, manaku tahu, aku hanya menyakasikan dia, menyembah lewat sujud, dan itu kebaikan bagi setiap orang yang melihatnya. lalu, bagaimana kalau besok kita semua mati? dirinya mulai memukul-mukul pintu sambil menggerutu, dirinya belum siap, apa yang sedang dirinya lakukan di bumi ini seperti cerminannya bila nanti sudah tak ada jasad yang menghidupkan arwahnya. aku juga bingung, barusan dia bertanya tentang amalnya, sekarang ia mulai takut dengan kematian. aku hanya berdiam diri memerhatikannya, sambil bergumam pada diriku yang sebenarnya 'lebih rendah' pahalanya dari dirinya, jika memang ingin diperhitungkan bagaimana ia bersujud, berdoa kepada tuhannya. pada suatu sore yang lain, aku b